Potretmu

I've been looking so long at these pictures of you
That I almost believe that they're real.
I've been living so long with my pictures of you
That I almost believe that the pictures are all I could feel


Kamu belum mati, kamu hidup. Kamu hanya berada di dunia yang lain, lingkungan lain dan bersama orang lain.


Kemana aku melangkah aku selalu menenteng tas kamera, kadang tak hanya menentengnya aku melingkarkan talinya dileher, lebih mudah untuk menggambil gambar. Aku suka fotografi, dan aku suka mengambil ekspresi wajah orang.


Kamu, sahabat terbaikku sepanjang masa. Kamu bukan baik, tapi berkesan.


Kami jalan berdua, menyusuri gelapnya malam yang hanya diterangi lampu jalanan. Kita berjalan berdampingan, merasaan dinginnya malam bersama, memulai percakapan hangat berdua, menikmati malam yang semakin larut. Masih dengan menenteng kamera kesayanganku, aku mulai mengambil gambar-gambar disekitarku. Termasuk kamu. Aku suka mengambil gambar atas ekspresi wajahmu, karena selalu berubah dan selalu berbeda. Kamu menarik.


"Udah ah motretnya, nanti lagi."


Peringatan darimu untuk berhenti mengambil gambar. Baik, aku berhenti dan meneruskan obrolan kita malam itu.


Di hari yang lain, aku bermain keluar ditemani oleh sahabatku. Lagi, aku membawa kameraku dan mulai mengambil gambar. Ah, kamu sengaja merubah mimik wajahmu 15 detik sekali dan memancing hasrat untuk terus mengambil gambarmu. Mataku bisa berbohong, tapi lensa kamera tidak. Lensa ini akan selalu mengarah padamu, dan mengatur fokus dengan baik.


Kapan itu terjadi? Dulu. Dulu. Dulu.


Lirik Pictures of You-nya The Cure mengalun lembut di kamarku. Sebenarnya lagu ini bukan lagu yang lembut, namun aku selalu menghidupkan dengan volume pelan, menurutku itu lebih nyaman untuk dinikmati.
Selalu, lagu ini memaksaku mengingat hasil jepretanku atas ekspresimu yang menarik. Kembali aku mengingat hari itu, aku mencari cara mengambil gambarmu secara diam-diam. Aku tak pernah berfikir potret wajahmu akan menjadi sebuah kenang-kenangan di suatu hari. dan suatu hari itu telah berlangsung.


Selalu ingin membuka lembaran foto itu, kembali mengingat bagaimana hari itu berjalan diwarnai dua orang sahabat yang tertawa tak melihat jam hingga ibu kamu memaksa untuk pulang. Putaran jam seperti berhenti ketika kamu di dekatku, memaksa jaru tidak bergerak dan berdiam disitu. Hingga kamu pergi, dan jam yang melingkar di tangan ini kembali berfungsi seperti biasanya. Aku merindukanmu.


"Diantara langakah yang ku jejaki, aku menemui sosok mu disitu, di ujung hari yang cerah. Hadirmu selalu buat cerah hariku."

Komentar

Postingan Populer