Lalu, apa mauku?
Berapa banyak tulisan yang hendak saya buat tentangmu. Atau pertanyaannya sampai kapan saya harus berhenti menulis tentangmu. Oke, saya tidak tahu jawabannya. Mungkin saya tidak akan pernah berhenti menulis tentangmu.
Kamu tahu, mengasihi orang yang menyebalkan itu menyebalkan. Berteman denganmu yang menyebalkan juga menyebalkan. Ah, kamu lebih dari enyebalkan bagiku, kamu memliki segalanya dari sift yang paling baik bagiku dan sifat yang bisa memaksaku untuk membunuhmu dengan bolpen sekalipun. Setiap rasa itu ada, aku selalu mengurungkan niaku untuk membunuhmu, karena aku tak mau menghilangkan objek kemarahanku. Hanya dengan membunuhmu.. Sure, I'm going to miss you so much.
Tak ada yang bisa megartikan kebencian, menuliskan kemarahan, kecemburuan bahkan kebahagian yang kau buat sesaat itu. Hanya bisa menuliskannya, namun tulisan tak bisa mewakili segalanya, bahasa terlalu terbatas. Apalagi emoticon ataupun autotext.
Komentar
Posting Komentar