Hari #8 - Untuk Sahabat
Halo teman dekat. Lagi gimana kabarmu?
Teman ngga cuma satu, tapi yang dekat nggak banyak sih. Apalagi yang sudah jadi sahabat, bisa menjadi soulmate. Soulmate kan nggak harus datang dari keluarga, pacar, suami atau istri. Tapi sahabat macam kamu, bisa jadi soulmate aku juga. Someone was right, sahabat juga bisa jadi soulmate! :D
Pertama kali kenal aku masih ingat itu hari apa. Sebenarnya dari kita sudah lama saling tau, kan? Tapi baru hari itu kita bisa saling kenal. Kita berjabat tangan, sambil ngomong "halo sahabat baru." Dan jam setelah itu kita kayak orang sudah lama kenal, lama nggak ketemu, yang baru ketemu lagi. Rasa akrab dan nyambung langsung kerasa habis kita kenalan.
Waktu jalan terus, kita tetap berteman seperti biasanya. Cerita, bercanda, dan kadang kita saling tendang. Kita kok nggak pernah bentrok sih? Kadang aku pengen mukul orang, kok kita nggak kepikiran buat bertekar terus saling nonjok saling tendang hantam dan sebagainya, ya? Pas bagian akhir, nanti kita bonyok bareng. Digotong ke rumah sakit bareng, nanti sembuh juga bareng. Woow, terdengar asyik ya? Jangan, aku nggak mau bonyok nanti kita jelek.
Sampai kapan ya kita bisa berteman?
Coba jawab.... Kejawab? Enggak, kamu belum sempet denger pertanyaanku kok. Kamu sibuk kan hiahaha.
Iya, kamu tidak memutus silaturahmi kita tapi rasanya ada yang berbeda.
But, who am I anyway?
Nggak ada kabar tiba-tiba, hilang begitu saja.
Ada kala dimana aku mau menghubungimu lebih dulu, biasanya sih emang gitu. Tanya kabar, ngajak ngobrol nggak penting, bahas sesuatu dan sebagainya. Tapi, beruntungnya nggak jadi terus. Men, adanya sebuah penolakan nggak akan menghasilkan sebuah ajakan, kan?
Kadang tanpa harus diceritakan, kamu udah 'dong' apa yang aku maksud. Itu sesuatu banget! Dan teman yang bisa begitu tidak dijual di Indomaret, apalagi dijual terpisah di toko terdekat.
Hati-hati ya. Kehilangan keluarga itu sedih banget meskipun hanya satu. Kehilangan teman satu itu.. Kalau temannya kamu, sedih juga.
Sudah, dan sekian dari aku. Jaga diri!
Salam,
Adiw.
Teman ngga cuma satu, tapi yang dekat nggak banyak sih. Apalagi yang sudah jadi sahabat, bisa menjadi soulmate. Soulmate kan nggak harus datang dari keluarga, pacar, suami atau istri. Tapi sahabat macam kamu, bisa jadi soulmate aku juga. Someone was right, sahabat juga bisa jadi soulmate! :D
Pertama kali kenal aku masih ingat itu hari apa. Sebenarnya dari kita sudah lama saling tau, kan? Tapi baru hari itu kita bisa saling kenal. Kita berjabat tangan, sambil ngomong "halo sahabat baru." Dan jam setelah itu kita kayak orang sudah lama kenal, lama nggak ketemu, yang baru ketemu lagi. Rasa akrab dan nyambung langsung kerasa habis kita kenalan.
Waktu jalan terus, kita tetap berteman seperti biasanya. Cerita, bercanda, dan kadang kita saling tendang. Kita kok nggak pernah bentrok sih? Kadang aku pengen mukul orang, kok kita nggak kepikiran buat bertekar terus saling nonjok saling tendang hantam dan sebagainya, ya? Pas bagian akhir, nanti kita bonyok bareng. Digotong ke rumah sakit bareng, nanti sembuh juga bareng. Woow, terdengar asyik ya? Jangan, aku nggak mau bonyok nanti kita jelek.
Sampai kapan ya kita bisa berteman?
Coba jawab.... Kejawab? Enggak, kamu belum sempet denger pertanyaanku kok. Kamu sibuk kan hiahaha.
Iya, kamu tidak memutus silaturahmi kita tapi rasanya ada yang berbeda.
But, who am I anyway?
Nggak ada kabar tiba-tiba, hilang begitu saja.
Ada kala dimana aku mau menghubungimu lebih dulu, biasanya sih emang gitu. Tanya kabar, ngajak ngobrol nggak penting, bahas sesuatu dan sebagainya. Tapi, beruntungnya nggak jadi terus. Men, adanya sebuah penolakan nggak akan menghasilkan sebuah ajakan, kan?
Kadang tanpa harus diceritakan, kamu udah 'dong' apa yang aku maksud. Itu sesuatu banget! Dan teman yang bisa begitu tidak dijual di Indomaret, apalagi dijual terpisah di toko terdekat.
Hati-hati ya. Kehilangan keluarga itu sedih banget meskipun hanya satu. Kehilangan teman satu itu.. Kalau temannya kamu, sedih juga.
Sudah, dan sekian dari aku. Jaga diri!
Salam,
Adiw.
Komentar
Posting Komentar