Aku dan Indraku, dan Indramu.

Dengan sepasang mataku ini, aku melihat jarum jam yang perlahan berputar. Malam semakin menyelinap masuk ke dalam sepiku. Mata yang selalu berpura-pura menjadi buta ini melihat malam yang semakin larut itu datang.

Sepasang telinga ini sayup-sayup mendengar rintihan manusia tak berteman. Malam benar-benar akan menjadi semakin mencekam. Dengan telinga yang kadang berpura-pura untuk tidak mendengar ini, aku berusaha mencari darimana asal suaramu berada.

Tangan lemah ini dapat merasakan dingin yang menyeruak, dingin yang menusuk sampai ke tulang rusuk. Tangan yang selalu dibuat untuk berbuat apapun, merasakan dinginnya malam.

Kau mainkanku sebuah lagu, lagu yang kau ciptakan untukku. Aku mendengarkan alunan suara piano yang kau mainkan dengan jarimu yang sedang merasakan dingin malam.

Namun, perlakuan mu dalam menyikapi malam dapat mecairkan suasana. Kamu menghangantkan suasana hati, suasana malam, dan suasana hati yang semakin beku, Seakan tak pernah merasakan hangat kasih sayang dari seorang teman.

Aku nyanyikan sebuah lagu, selalu ini yang aku lantunkan. Lagu yang kau ciptakan, lagu yang kau nyanyikan. Aku suka caramu mengirinigi suaraku yang tak tau dimana letak keindahannya. Namun, sudahlah. Aku juga hanya ingin melepas penat tentang hari ini.

Apa yang merubah perasaan hatiku? Kamu. Apa yang aku baca, memancing sebuah rangkaian kata basi yang selalu ku pendam. Halah-_-

Komentar

Postingan Populer