Hari Jumat yang yaiyalah yaiyalah.
Saya mau layat ke Turi, yang gagal gegara simbrut Pradita yang bagus giginya kemana-mana wkwkw belum mandi. Saya sedih, kagol, hancur bagai butiran debu yang tak bisa digambarkan lagi. Saya kangen sama pacar, tapi nggak bisa ketemu. Nggak bisa ketemu pacarnya, belum dijodohkan sama Allah.
"Ayo ning pantai. Ethel wae." Kenthir, bahkan aku ra sempakan le ndono we kok dijak ning pantai. Tapi aku njupuk sempaknya Abshar kok buat sangu, siapa tau kepake kalo basah....
Habis makan Gado-Gado Janti yang nikmat dan banyaknya tiada tara, dan ketemu si Om Fotokopinya Abshar, dan Jumatan, kami berangkat... Brum!
|
Hayok mantai sama kembarannyaaaaaaaa |
Perjalanan sangat lancar, tidak macet dan cuaca sangat mendukung buat bikin item di pantaaaaay!
Habis utekin dashboard, nemu CD Maliq~ Aahahahaha. Abshar inget seseorang nih kalau denger ini, kuhindari saja dan nyetel Agnes Monica.
I was listening to Cinta Diujung Jalan, the Agnes' old song.That was great knowing we can sing it togehter sepanjang jalan ke pantai. I set the song on repeat then lalalala gitu pokoknya. Kita jalan nya ambil yang ngga biasa, kita cobain jalan baru. Kalau ada pertigaan, ambil kiri ya. Bukan ke arah Baron, tapi kearah Wedi Ombo or apalah aku lupa. Someday I'll show you this alternative road.Oh iya, kita sempet Googling, nyari pantai yang asik, dan yaudah sih ada pantai Seruni yang bagus tapi bau-baunya susah buat kesana.Yaudah, bismillah aja!
|
Ini jalan ke Pok Tunggal, aku pernah cerita kan |
Dor! Kita parkir di Pantai Pok Tunggal. Nggak susah buat nemuin pantai ini,tapi jalannya nggak terlalu bagus dan agak serem mengancam ban mobil sobek gitu tapi ini kali kedua kesana dan alhamdulillah aman aman aja! Penduduk sekitar juga ramah sama pengunjung, so happy I could die.
Kita parkir, dan Abshar langsung nanya "Pak, kalau Pantai Seruni itu mana ya?" dan kemudian kita dapet gambaran, kalau pantai Seruni itu ada di dua tebing sebelah timur Pantai Pok Tunggal, dan kesananya kudu melewati dua bukit dan beberapa karang, serta ladang diatas sana. Estimasi waktu paling parah yang dikasih sama pak parkir adalah 2 ja,. Shyt I could die and can't open Path at that time
Yaudahlah kita tetep nekat wkwkwk tapi abis aku beli Aqua gitu, soalnya kita emang nggak well prepared gitu. Aku enak gitu pake Crocs, tapi Abshar pake sepatu Nike gaul jadi ga match sama obyek yang kita kunjungi. Kita memutuskan untuk melepas footwear di parkiran, dan jalan aja ga pake alas dan cuma pake boxer. Hahahaha senangyaaaaaa I feel so free.
|
Pemandangan Pok Tunggal dari atas |
Kami mulai naik dan ketemu batu dikit njut aw sakit ternyata kalau tajem kena kaki, jadi takut kalau luka. It's not safe banget lah! Tapi nggak papa, bisa lah buat latihan ketahanan jiwa
|
Ada jembatan |
Di perjalanan meuju puncak, ada jembatan di sisi tebing yang kalau nggak ada jembatan bambu yang mengerikan ini mungkin jadi nggak bisa lewat. Huft tapi kami bisa melaluinya dengan aman meskipun kaki kita cringit cringit
|
Abshar berjalan |
Jalan emang agak licin karena banyak rumput laut dan semacam lumut tapi bukan lumut. Bagus! Cari rumput yang warna coklat ya buat bertapak biar nggak kepleseeet. Yang akhirnya kamu sampai di sebuah pantai diantara tebing, yang nggak tau namanya yang jelas Seruni masih satu tebing dan satu pantai di timur tempat kami berdiri sekarang. Kami memutuskan untuk istirahat dulu sambil duduk karena ada gubug nelayan kosong minta banget ditempati. Cuma duduk duduk dengan alas kaos yang kami bawa sambil cerita-cerita kisah jaman SMA. Sepi banget nggak ada orang lain, yang akhirnya kita kasih nama dengan kombinasi nama kami, Adi Pradita. Yes jelas aja orang lain yang nemuin ini pasti akan memberi nama yang lain juga, tapi paling engga aku udah punya pantai sekarang hahahahah
|
Selfie dulu |
Capek ah. Kita pulang dan berjalan ga lewat atas tebing tapi kita susur panti, yang ternyata lebih cepat smpainya hahah. Nggak papa, buat cerita dan perbandingan aja bahwa medannya ternyata juga susah hahaha dan kalau nyebrang tebing di atas itu ada kayak semacam retribusi seikhlasnya, ya seikhlasnya aja sih
Lumayan lah lewat bawah bisa basah basah dikit hahahaah
|
Add caption |
Pemandangannya bagus. Cukup lah buat refreshing, hehehe. Terimakasih Gunung Kidul, kamu selalu punya cerita untuk dibagi dan diceritakan! Hehehehe.
Komentar
Posting Komentar