Kode Dari Langit Biru

"Langitnya bagus, biru!"

Terbaring teduh di halaman dekat tempat parkir, aku dan kamu memandang ke atas.

"Sebenarnya aku mau gombalin kamu, kalau di atas sana nggak ada yang lebih terang selain kamu di sini, tapi siang ini cuma ada satu matahari satu dan yang paling terang, nggak mungkin matahari dua kan?"

Tawa kami lepas. Gagal gombal. Aku lebih suka menggagalkannya langsung ke maksud yang dituju, daripada memaksakannya. Aku selalu beranggapan yang konyol itu yang berkesan, hehe.





"Kamu tau nggak, apa yang menarik ketika aku menatap ke atas seperti sekarang.. Ketika akhirnya aku tertidur di alam bebas sama kamu, dan kemudian aku kau bangunkan karena sore telah tiba. Ketika aku buka mata, kamu di atasku sedang membangunkanku, perlahan menunggu mataku terbuka. Sepertinya itu pemandangan yang indah, yang aku tunggu."Aku menoleh, menatapnya tajam seakan mau melahapnya utuh dan membiarkannya hidup abadi di dalam diriku. Sial, aku kalah bermain kalimat dengannya. Aku mengakui dia punya seribu jurus untuk membuatku hanya bisa berbicara dengan mata, tak bisa berucap apa-apa.

Still everyday I think about youI know for a fact that’s not your problem.. But if you change your mind you’ll find meHanging on to the placeWhere the big blue sky collapse

Ketika dalam keadaan seperti ini, yang kamu perlukan hanyalah pelukan hangat. Hatiku selalu berkata begitu. Aku tetap terbaring, dan meresapi setiap detik baik yang aku habiskan bersamanya. Bahwa ketika aku jatuh cinta saya mencatat segala sesuatunya dengan detail dalam kepala saya. Mengingatnya. Dan tidak pernah lupa. Ketika semalam ketika aku mendengar lagu itu kembali. Antara dibawa ke perasaan benci karena harus merindukan kamu setelahnya, tapi aku suka rindu ketika memberi jarak yang kemudian usaha untuk bertemu semakin besar. Benar-benar kangen!

Jauh di dalam hatiku yang paling dalam aku percaya bahwa hidup adalah persoalan membaca tanda. Selalu merasa lagu itu terputar ketika setelahnya akan segera bertemu denganmu. Tinggal bagaimana kamu akan membaca tanda yang ada di sekitarmu, membaca rindu yang tak secara gamblang tersampaikan. Tapi segala tanda akan ada jawabannya, dan itu persoalan yang harus kamu pecahkan sendiri. Masalahnya kadang aku sendiri merasa tidak terlalu pintar membaca tanda.


Langit biru semakin membiru. Gagal. Aku tidak bisa menggunakannya sebagai kalimat yang merayu, mana mungkin semakin membiru? Biarlah begitu deh. 

You see people are trying
To find their way back home
So I’ll find my way to you

Hatimu akan selalu menjadi dimana diriku berpulang.

Komentar

Postingan Populer