Tentang Dia. Dia, Aku.

Aku mulai pekerjaan ini beberapa bulan yang lalu. Pekerjaan yang sebagian orang anggap sangat rendah, sangat hina. Yang sebagian orang anggap membutuhkan jasaku, yang perlu akan diriku.

Aku seorang pelacur.

Aku mulai pekerjaanku di malam hari, dan menyelesaikannya di pagi hari. Tugasku ini hanya melayani para hidung belang yang bersedia membayarku untuk kenikmatan, membayarku untuk sekedar teman bicara, membayarku untuk segala yang mereka mau dari diriku.
Aku cantik, aku menarik, mereka yang tak tahu profesiku pasti menelan ludah melihat kesempurnaan pada diriku. Tubuh tinggi, kulit putih, rambut panjang, hidung mancung. Aku nyaris sempurna, tapi ketika mereka tau profesiku, mereka akan menjauh, pergi dan tak ingin tahu lagi. Mereka membuangku, mereka anggap aku ini sampah tanpa tahu latar belakangku.

Aku terjerat dalam lingkungan yang salah, aku terjebak dalam takdir yang tak seharusnya aku jalani. Aku butuh uang lebih, hidup dengan serba kecukupan memaksaku untuk terus mencari uang sebanyak-banyaknya. Mengobati sang ibu yang terserang kanker, aku harus membiayai kemoteraphy yang harnganya tidak murah setiap sekali melakukan. Aku punya pekerjaan lain selain menjadi pekerja malam, menjajakan diri di pinggiran jalan. Aku menjadi pelayan di sebuah cafe pada siang hari. Namun pekerjaan siangku tidak mencukupi jika ingin membiayai pengobatan bunda, yang kemudian memaksaku untuk menjadi pekerja malam alias Pekerja Seks Komersil.

Aku muli berkeliling, menunggu panggilan atau sekedar bertemu lelaki bejat. Mereka kadang hanya ingin mengobrol, mengajak makan malam dan lain-lain. Kadang jika mereka mengajakku pergi makan, aku meminta mereka membelikanku makanan juga untuk aku bawa pulang. Aku bawa makanan unutuk ibuku dirumah, aku ingin ibuku melihat bahwa aku sayang padanya dan ingin memberi semangat untuk sembuh. Ibu tak tahu darimana aku mendapat itu, yang jelas ibu selalu menghargai pemberianku.
Aku suka lelaki yang baik, yang menghargaiku sebagai wanita. Tapi kadang terpaksa aku harus melayani hasrat seks mereka. Yah, untuk mendapat uang lebih aku harus melakukan apapun, demi kelangsungan hidupku dan ibuku.

Aku pulang pagi, aku sampai dirumah sebelum adzan subuh. Aku memasuki kamar tanpa sepengetahuan ibu. Aku mulai melepas pakaianku, mengganti dari baju yang minim ke baju yang lebih hangat. Aku hanya memakai ini untuk mencari uang di malam hari. Aku selesai berganti pakaian, aku membersihkan make up. Selalu begini setiap paginya, aku ambil air wudhlu, memakai mukenaku kemudian sholat. Aku bertahajud setiap hari, sepulang bekerja. Aku mendoakan ibuku, untuk keselamatannya dan kesehatannya.
Ini duniaku, ini kehidpanku. Kau ingin tahu tentang duniaku silahkan menilai sendiri. Tapi ini urusanku dengan tuhanku, bukan kamu. Kamu tak berbeda jauh denganku, kamu mungkin lebih baik dari aku. Tapi aku punya jalan sendiri dalam menentukan hidup. Urusanku dengan Allah, jangan campuri urusan dunia akhiratku dan mengajariku.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer