Cerita Mc Donald's

Siapa yang nggak tau tempat jajan dan nongkrong ini? Tempat yang bagiku sangat mahal, tapi juga sangat murah karena kalau cuma numpak duduk dan parkir itu tidak seberapa.


Aku punya cerita disini, McD yang sering aku kunjungi hanya sekedar untuk membunuh waktu atau aku sedang tidak ingin menemui rumah. Atau aku ingin berbagi cerita, mengobrol, bernyanyi bahkan "ceritanya belajar".


Fast food, karena kalau pesan langsung dapet dan mereka work fast.
Aku suka, karena memang nyaman disini, kalau rame ya baru membosankan. Bangunan itu menjadi saksi bisu kebaikanku, keramahanku, kedermawanan sampai kebejatanku. Standar, bagiku tempat itu standar karena ya begitulah. Bukan itu yang mau aku ceritakan disini.


Aku datang, sendirian kesana. Ditemani iPod tercinta dan tumpukan buku, aku duduk disana seorang diri.
Datang seorang ibu, tidak muda tapi tidak tua juga. Membawa anaknya yang berumur sekitar kelas 4 Sekolah Dasar. Sang ibu memberikan kebebasan kepada anaknya untuk memilih menu makan siangnya, sang anak memilih apa yang dia lihat di daftar menu dan yang dia suka. Tak sedikit yang dipesan, lumayan lah buat dua orang segitu banyak.


Mereka mengambil tempat tidak jauh dari aku.
Sang ibu memberi percakapan, yang seakan-akan berkata "makanlah yang banyak, biar pintar dan sehat serta kuat, Ini makanan tidak murah!"
Sang anak makan, dengan polos. Lucu, rasanya enak dan aku yang lihat jadi kepengen ikut beli tapi HEY kui panganan larang banget.


Sang anak selesia makan, dia kenyang. Tapi apa benar, "makanlah yang banyak, biar pintar dan sehat serta kuat, Ini makanan tidak murah!" itu berlaku?
Sang anak minta eskrim, padahal minumnya belum habis. Sang ibu mulai tidak suka, dan memberi tatapan yang bermakna "itu minum kamu belum habis, habisin dulu! Jangan merengek, ibu sudah capek kerja seharian dan kamu minta aneh-aneh."
Sang anak memberi tatapan, makna tatapannya gini "pokoknya aku mau itu!"


Kalau jadi anak yang berani protes mungkin bakal bilang (atau kalau tak ajari protes gara-gara ra dikasih eskrim)
"ibu pengen tau apa mauku? aku cuma pengen makan masakan ibu"
"ibu mikir nggak sih kalau setiap pulang sekolah aku makan siang pake beginian, gimana sehat? Dipikir ini sehat? Enak iya!"
"ibu capek kerja? Aku capek sekolah"
"daripada makan beginian, aku mending dimasakin telor ceplok sama ibu. Sehat iya, enak iya, pake kasih sayang pula bikinnya"
"ibu punya kulkas kan? Ada sayur kan di kulkas? Masakin sayur aja daripada di ajak kesini"
"dikulkas bisa buat bikin eskrim, daripada disini minta nggak dikasih dan dikelilingi sama orang-orang yang kesini buat nongkrong"
"ibu sayang aku nggak?"
"atau ibu males, dan lebih eman sama diri ibu sendiri"


Satu kata dari aku, anak itu kurang ajar. Tapi aku cuma main dubbing aja, kalau semisal ini sinetron "Anak Bajingan McD" percakapannya mungkin kayak gitu haha. Tapi aku tau kok kagolnya nggak dikasih eskrim
Untung ibuku nggak pernah ngajak ke mekdi, dan aku kalau kesini juga cuma beli eksrim. Aku nggak akan kagol karena nggak dibeliin, aku beli sendiri :---((


Semacam beruntung punya orang tua yang masih mau masakin aku dirumah. Selalu nunggu aku pulang dengan masakannya, meskipun nggak pernah bikinin eskrim :B
Dapur dirumah selalu meriah, nggak pernah sepi jadi..... Begitulah.
Ibu, anakmu menyayangimu dan menghargai masakanmu :*

Komentar

Postingan Populer