Secuil Harapan Pupus

Lihat malam ini, selalu terlihat kelabu. Namanya "malam minggu", selalu datang ketika akhir pekan begini.

Dan mungkin untuk kesekian kalinya, ini terlihat sangat suram. For sure, I miss Falanas there. Kadang dia bisa menenangkan hati kalau badmood. Yah, tapi dia jauh. Yang di ajak ngobrol ini itu lagi nggak mood.

Laras, kenapa dia nggak sms aku malam ini? Yah. Ardha, kok kamu ga chat aku? Andika, nggak godain aku? Sepiiiii. Aku mulai membenci malam minggu.

Aku mulai menangisi malam. Entah, aku memulai malamku dengan melangkhkan kaki ini menjauh dari rumah, tak lama namun aku kembali kesini. Aku mengurung diri. Aku lalu memikirkan tentangmu yang menungguku. Ya, aku mulai menangis malam ini. Bisakah sekali malam ini berpihak pada bahagiaku yang lama tak kujumpai?
Sesaaat aku berfikir, seakan aku tak pernah temui bahagia itu. Pergi kemana kamu? Aku butuh dirimu. Yah, sepertinya ada yang membawanya pergi. Dan yang membawanya pergi tidak kembali untukku, dan tak kembalikan kebahagiaanku. Dia ambil semua rasaku, dan aku mulai sepi disini. Uhh, aku merindukan kalian.

Mulai tak menentu dengan apa yang aku rasa. Aku mulai mengelantur. Aku tak ingin mengotori jejaring sosial dengan tulisanku, dengan segala yang aku rasa. Ah, aku memang tak banyak guna.

Komentar

Postingan Populer