Bentuknya Tidak Ada, Rasanya Masih
Saya mau buat tema saya sendiri. Ketika @hurufkecil tidak mendengar aspirasi dari follower nya, saya mau buat with my own way. Saya mau buat tema #15harienulisblog kali ini adalah cemburu.
Tidak tejelaskan bagaimana rasanya, cuma bisa diutarakan dalam sebuah lagu. Cemburu menguras hati, galau kini menyiksa diri. Ya, sejauh ini baru bisa berucap seperti itu. Selebihnya kamu akan duduk di lorong kelas sambil nonton temanmu yang menertawakanmu sambil nggerus.
Aku tak pernah ikut bersedih kalau lihat teman bahagia. Kecuali ini, bahagia yang berpotensi melupakan teman. Aku menanggap ini istimewa ketika ketakutan itu ada.dan takut dilupakan......
Dunia sudah berbeda sekarang. Duniaku berbeda, karena kamu tidak disini dan duniamu baru dengan cara sendiri yang kamu buat.
Mana dunia kita yang dulu?
Berjinjit di halaman sekolah, menikmati gerimis yang semakin menjadi-jadi dan membatalkan pulang sekolah karena menunggu hujan reda. lalu kemudian setelah asik berjinjit di halaman sekolah yang basah, hujan semakin deras dan kita berguilng disana. Lalu siapa yang akan pulang? Hujan deras itu semakin di harapkan ketika tawa kita juga semakin menjadi disana. Rasanya itu senyum paling bahagia.
Sekarang ketika gerimis tiba, hanya di abaikan. Mereka mengisyaratkan rindu diselipan gerimis hujan yang jatuh. Dan ketika hujan semakin deras, seperti itulah ketika isyarat rindu aku abaikan. Menangis semakin deras, dan ketakutanku akan tidak adanya teman, dan cemburu datang mengusik.
Tidak tejelaskan bagaimana rasanya, cuma bisa diutarakan dalam sebuah lagu. Cemburu menguras hati, galau kini menyiksa diri. Ya, sejauh ini baru bisa berucap seperti itu. Selebihnya kamu akan duduk di lorong kelas sambil nonton temanmu yang menertawakanmu sambil nggerus.
Aku tak pernah ikut bersedih kalau lihat teman bahagia. Kecuali ini, bahagia yang berpotensi melupakan teman. Aku menanggap ini istimewa ketika ketakutan itu ada.dan takut dilupakan......
Dunia sudah berbeda sekarang. Duniaku berbeda, karena kamu tidak disini dan duniamu baru dengan cara sendiri yang kamu buat.
Mana dunia kita yang dulu?
Berjinjit di halaman sekolah, menikmati gerimis yang semakin menjadi-jadi dan membatalkan pulang sekolah karena menunggu hujan reda. lalu kemudian setelah asik berjinjit di halaman sekolah yang basah, hujan semakin deras dan kita berguilng disana. Lalu siapa yang akan pulang? Hujan deras itu semakin di harapkan ketika tawa kita juga semakin menjadi disana. Rasanya itu senyum paling bahagia.
Sekarang ketika gerimis tiba, hanya di abaikan. Mereka mengisyaratkan rindu diselipan gerimis hujan yang jatuh. Dan ketika hujan semakin deras, seperti itulah ketika isyarat rindu aku abaikan. Menangis semakin deras, dan ketakutanku akan tidak adanya teman, dan cemburu datang mengusik.
Komentar
Posting Komentar