Pagi Semakin Dingin
Aku tak kalah padanya, aku bahkan menangis dan hampir berteriak. Selama ini, aku tak pernah menangis seperti ini. Kueratkan pelukanku padanya. Kami sama-sama menangis dalam pekulan masing-masing. Terasa tangannya di atas kepalaku dan tangan yang lain berada di belakangku. Diusapnya kepalaku padanya. Ini adalah bagian yang paling kusuka dari dirinya.
Pagi yang lain kurasakan, mendung hari ini di Brinkin membawa hawa dingin yang berbeda. Aku tau kamu baik-baik saja disana, bermain bersama teman-temanmu dan mengerjakan tugas di rumah. Semakin kurasakan pagi ini rindu itu menyiksa, hingga tangisanku tak bisa kubenamkan ke dadamu seperti siang itu. Aku akan pulang untuk memelukmu sekeras mungkin, dan mengakhiri permainanmu. Tulisan ketiga, ditulis pagi hari.
Komentar
Posting Komentar