Mungkin Memang Begini Seharusnya
Ini bukan rumah sakit, namun sejak pagi aku mencium bau obat. Meracuni saja, aku yang awal membeci aroma ini menjadi pecandu aromanya. Seperti rindumu, ketika kau tak merindu aku akan terus memancing dan mencari rindu untukku, darimu.
Disini burung sedang mengistirahatkan sayapnya, melihatnya bertengger di dahan pohon bersama satu burung lainnya. Mereka mengobrol, bercengkrama. Seandainya aku mengerti bahasa mereka aku ingin bergabung, membunuh sepi. Aku mulai bosan dengan playlist berjajar di layar iPod yang sudah sejak kemarin aku dengarkan. Rasanya ingin keluar dari pagar pembatas, lalu meneriakkan namamu.
Aku hanya bisa mendengar tawa, dan kemudian memandang nista ke arah handphone hitamku. Ah, jam kembar aku temukan lagi. Mungkin kalau itu bukan sekedar wacana, aku akan merasakan bahagia ketika aku melihat jam yang menunjukkan angka inisial namamu disana.
Pondok Pesantren Darul Hikmah. 6 Agustus 2011. 12:54
Disini burung sedang mengistirahatkan sayapnya, melihatnya bertengger di dahan pohon bersama satu burung lainnya. Mereka mengobrol, bercengkrama. Seandainya aku mengerti bahasa mereka aku ingin bergabung, membunuh sepi. Aku mulai bosan dengan playlist berjajar di layar iPod yang sudah sejak kemarin aku dengarkan. Rasanya ingin keluar dari pagar pembatas, lalu meneriakkan namamu.
Aku hanya bisa mendengar tawa, dan kemudian memandang nista ke arah handphone hitamku. Ah, jam kembar aku temukan lagi. Mungkin kalau itu bukan sekedar wacana, aku akan merasakan bahagia ketika aku melihat jam yang menunjukkan angka inisial namamu disana.
Pondok Pesantren Darul Hikmah. 6 Agustus 2011. 12:54
Komentar
Posting Komentar